Minggu, 12 Agustus 2012

WISATA MURAH di SETU BABAKAN


Oleh Hendi Farendra
(Budaya)
 



JAKARTA- Bosan pergi ke mall saat akhir pekan? Atau malas bepergian jauh ke luar kota? Setu Babakan yang berlokasi Srengseng Sawah, Jagakarsa, Depok dapat menjadi alternatif rekreasi yang patut dikunjungi. Danau kecil yang asri, dikelilingi oleh pepohonan, dan berada di dalam perkampungan Betawi asli tentu menjadi selingan menyejukkan setelah seminggu padat beraktivitas.
Setu Babakan merupakan danau kecil yang berada di wilayah Perkampungan Budaya Betawi. Airnya mengalir dari Sungai Ciliwung. Orang Betawi menggunakannya untuk perikanan dan pariwisata air. Selain Babakan, perkampungan Betawi itu juga diapit oleh Setu Mangga Bolong. Sejak tahun 2004, Pemda DKI menjadikan perkampungan tersebut sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi untuk melindungi tradisi Betawi.
Setelah memasuki gerbang masuk Bang Pitung, kita akan melewati beberapa rumah khas Betawi di kiri-kanan jalan. Ciri khas yang menonjol dari rumah Betawi adalah adanya hiasan yang mengelilingi langit-langit rumah dan adanya teras untuk ruang keluarga di bagian depan. Untuk menuju danau, kita akan melewati panggung pertunjukan yang menampilkan lenong, ondel-ondel, musik tanjidor, dan sebagainya
Tidak jauh dari panggung pertunjukan, terdapat tangga turun menuju danau. Di sekeliling danau ditanami berbagai pohon yang meneduhkan, sehingga kita bisa duduk atau berpiknik sambil menikmati pemandangan danau. Disana juga terdapat sarana rekreasi air berupa perahu bebek yang dikayuh. Harga tiketnya Rp 5000/orang. Murah dan menggembirakan.
Jika haus, di sepanjang pinggiran danau terdapat aneka jajanan murah meriah, seperti es lilin, es dawet, es duren. Kalau lapar, bisa mampir ke semacam foodcourt yang menyajikan berbagai makanan tradisional Betawi seperti kerak telor, laksa, toge goreng, bir pletok. Untuk oleh-oleh, kita juga bisa membeli dodol Betawi. Harganya pun relatif terjangkau.
Sungguh menyenangkan bisa mengunjungi danau kecil yang hijau dan tidak terlalu jauh dari Jakarta. Seandainya saja Jakarta memiliki lebih banyak ruang hijau daripada mall, tentu wajah Jakarta menjadi lebih alami dan manusiawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar